Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Ku Sendiri Yang Mesum

Narasi Seks Asli 2018 Cerita hot ini dimulai dari zaman saya sma. Dahulu waktu saya sma, saya selalu pilih-memilih saat menyukai wanita. Ini yang menjadi pertama kali narasi sex sekalian narasi seks yang hendak saya katakan di sini. Tersebut kemungkinan yang menyebabkan narasi sex sedarah ini terjadi. Saya tidak pernah dekati seorang cewek juga di SMA. Walau sebenarnya bisa disebut saya ini bukanlah orang yang jelek-jelek sangat. Beberapa gadis kerap histeris saat menyaksikan saya berlaga di bagian olahraga, seperti basket, lari dan lain-lain. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Karena saya tidak sukai mereka.

Cersex DewasaUntuk permasalahan pelajaran saya termasuk normal, tidak begitu pandai, tetapi beberapa teman panggilku kutu buku, walau sebenarnya ada banyak lebih pandai dari saya, karena mungkin saya mengusai pada sektor olahraga dan dalam pelajaran saya tidak begitu bodoh saja pada akhirnya saya disebutkan begitu.

Saat kelulusan, aku juga masuk kuliah di salah satunya perguruan tinggi di Malang. Di sini saya menumpang di dalam rumah bibiku. Namanya Dewi. Saya umumnya panggilnya mbak Dewi, rutinitas mulai sejak dari sejak kecil mungkin. Dia tinggal sendiri bersama ke-2 anaknya, sejak suaminya wafat saat saya masih SMP dia membangun usaha sendiri di kota ini. Yakni berbentuk rumah makan yang cukup laku, berbekal itu dia dapat menjaga ke-2 anaknya yang duduk di SD.

Saat tiba pertama kalinya di Malang, saya telah dijemput gunakan mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan memakai kereta cukup meletihkan. Pertama kalinya saya tidak tahu jika itu ialah mbak Dewi. Karena dia terlihat muda. Saya baru sadar saat saya menelepon ponsel-nya dan ia mengusungnya. Lantas kami bertegur sapa. Hari itu jantungku berdebar-debar. Umurnya masih 32 tetapi ia benar-benar elok. Rambutnya masih panjang tergerai, mukanya benar-benar lembut, dia masih seperti gadis. Dan dalam mobil itu saya betul-betul berdebar.

“Lelah Dek Iwan?”, tanyanya.

“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tetapi mbak Dewi masih elok ya?”

Dia tertawa, “Ada saja kamu”.

Sepanjang ada di tempat tinggalnya mbak Dewi. Saya dikit demi sedikit coba dekat dan mengenalinya. Banyak beberapa hal yang dapat saya kenali dari mbak Dewi. Dari kegemarannya, pengalaman dari hidupnya. Aku juga menjadi dekat sama beberapa anaknya. Saya kerap mengajarkan mereka pelajaran sekolah.

Tidak berasa telah satu semester lebih saya ada di rumah ini. Dan mbak Dewi kelihatannya ialah salah satu wanita yang gerakkan hatiku. Saya betul-betul jatuh hati kepadanya. Tetapi saya tidak percaya apa dia cinta kepadaku. Apalagi dia ialah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luaran sana. Mbak Dewi sedang menonton tv. Saya saksikan ke-2 anaknya telah tidur. Saya keluar kamar dan ke ruangan depan. Terlihat mbak Dewi asyik melihat tv. Waktu itu sedang ada film sinetron.

“Tidak tidur Wan?”, tanyanya.

“Belum juga mengantuk mbak”, jawabku.

Saya duduk di sampingnya. Entahlah mengapa kembali lagi dadaku berdebar-debar kuat. Saya bertumpu di atas sofa, saya tidak menyaksikan tv tetapi menyaksikan mbak Dewi. Dia tidak mengetahuinya. Lama kami termenung.

“Kamu banyak diam ya”, ucapnya.

“Eh..oh, iya”, kataku terkejut.

“Ingin ngobrolin suatu hal?”, tanyanya.

“Ah, tidak, ingin nemeni mbak Dewi saja”, jawabku.

“Ah kamu, ada-ada saja”

“Serius mbak”

“Terima kasih”

“Restaurantnya bagaimana mbak? Sukses?”

“Lumayanlah, saat ini dapat waralaba. Banyak pegawainya, masalah pekerjaan semua tidak serahin ke general managernya. Mbak setiap saat saja ke situ”, ucapnya. “Bagaimana kuliahmu?”

“Ya, demikianlah mbak, lancar saja”, jawabku.

Saya membulatkan tekad menggenggam bahunya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, kelihatannya mbak lelah”.

“Terima kasih, tidak perlu ah”

Itil V3
“Tidak papah koq mbak, hanya dipijit saja, emangnya ingin lainnya?”

Dia tersenyum, “Ya sudah, pijitin saja”

Saya memijiti bahunya, punggungnya, dengan pijatan yang lembut, kadang-kadang saya meraba-raba ke pundaknya. Dia menggunakan tshirt ketat. Hingga saya dapat menyaksikan lekukan badan dan tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar . Tercium berbau wangi parfumnya.

“Kamu telah mempunyai kekasih Wan?”, bertanya mbak Dewi.

“Tidak punyai mbak”

“Koq dapat tidak punyai, memang tidak ada yang tertarik ama kamu?”

“Saya saja yang tidak tertarik ama mereka”

“Lha koq aneh? Denger dari mama kamu ucapnya kamu itu kerap dikirimkani surat cinta”

Baca Juga:  Cersek Sedarah Kehangatan dari kak Ayu

“Iya, waktu SMA. Jika saat ini saya temukan cinta tetapi susah menjelaskannya”

“Masa’?”

“Iya mbak, orangnya elok, tetapi telah janda”, saya coba memancing.

“Siapa?”

“Mbak Dewi”.

Dia tertawa, “Ada saja kamu ini”.

“Saya serius mbak, tidak berbohong, sebelumnya pernah mbak tahu saya berbohong?”,

Dia diam.

“Sejak saya berjumpa mbak Dewi, jantungku berdetak kuat. Saya tidak tahu apa tersebut. Karena saya sebelumnya tidak pernah jatuh hati sebelumnya. Sejak itu juga saya simpan hatiku, dan terasa nyaman saat ada dari sisi mbak Dewi. Saya tidak tahu apa itu cinta tetapi, semakin hari dadaku semakin sesak. Sesak sampai saya tidak dapat berpikiran kembali mbak, rasanya sakit sekali saat saya harus menipu diri jika saya cinta ama mbak”, kataku.

“Wan, saya ini bibimu”, ucapnya.

“Saya tahu, tetapi hatiku tidak pernah bohong mbak, saya ingin jujur jika saya cinta ama mbak”, kataku sekalian merengkuhnya dari belakang.

Lama kami termenung. Mungkin jalinan yang kami rasa saat ini mulai canggung. Mbak Dewi coba melepas dekapanku.

“Maaf wan, mbak perlu berpikiran”, kata mbak Dewi bergerak. Aku juga ditinggalkan sendiri di ruang itu, tv tetap berpijar. Lumayan lama saya ada di ruang tengah, sampai larut malam kurang lebih. Aku juga mematikan tv dan ke arah kamarku. Sayup-sayup saya kedengar suara isak tangis di dalam kamar mbak Dewi. Aku juga coba menguping.

“Apa yang perlu saya kerjakan?….Apa…”

Saya merunduk, mungkin mbak Dewi terkejut sesudah pernyataanku barusan. Aku juga masuk kamarku dan tertidur. Malam itu saya mimpi basah dengan mbak Dewi. Saya mimpi bercinta dengannya, dan paginya saya temui celana dalamku basah. Wah, mimpi yang cantik.

Paginya, mbak Dewi usai mempersiapkan makan pagi. Beberapa anaknya makan pagi. Saya baru keluar kamar mandi. Menyaksikan mereka dari terlalu jauh. Mbak Dewi terlihat berusaha untuk menghindar dari pandanganku. Kami betul-betul canggung pagi tersebut. Ini hari tidak ada kuliah. Saya dapat menghabiskan waktu sepanjang hari di dalam rumah. Sesudah mengganti pakaian saya keluar kamar. Terlihat mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.

“Aduh, wan, dapat minta bantuan tolong mbak?”, tanyanya.

“Apa mbak?”

“Mbak ingin berbelanja, dapat tolong mbak berbelanja? Kelihatannya isi kulkas sudah ingin habis”,ucapnya.

“OK”

“Yang semalam, tolong jangan diungkit-ungkit kembali, saya maafkan kamu tetapi jangan dibahas di muka beberapa anak”, ucapnya. Saya menggangguk.

Kami naik mobil mengantar beberapa anak mbak Dewi sekolah. Lantas kami pergi berbelanja. Agak banyak belanjaan kami. Dan saya menggamit tangan mbak Dewi. Kami serupa sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya tidak menampik saat tangannya saya gandeng.Karena mungkin barang tentengannya banyak. Di mobil juga kami diam. Sesudah berbelanja banyak itu kami tidak ucapkan sepatah kata juga. Tetapi setiap saya katakan ke mbak Dewi jika hatiku serius.

Beberapa hari berakhir. Saya terus katakan ke mbak Dewi jika saya cinta ia. Dan ini hari ialah hari ulang tahunnya. Saya membelikan sebuah gaun. Saya memang sembunyikannya. Gaun ini benar-benar mahal, nyaris 2 bulan uang sakuku habis. Mau tak mau kelak saya meminta ortu jika sedang perlu buat kuliah.

Waktu itu beberapa anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di atas sofa. Saya lantas tiba padanya. Dan memberi sebuah kotak hadiah.

“Apa ini?”, tanyanya.

“Hadiah, mbak Dewikan ulang tahun ini hari”,

Dia ketawa. Terlihat senyumannya cantik hari tersebut. Matanya berkaca-kaca dia coba meredam air matanya. Dia membuka kadonya dan ambil didalamnya. Saya memberikannya sebuah gaun warna hitam yang mewan.

“Sangat indah, berapakah harga?”, tanyanya.

“Ah tidak perlu dipikir mbak”, kataku sekalian tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”

“Sesaat ya”, ucapnya. Dia cepat-cepat masuk kamar sekalian bawa gaunnya.

Tidak harus lama, dia telah keluar dengan menggunakan pakaian tersebut. Dia betul-betul elok.

“Bagaimana wan?”, tanyanya.

“Elok mbak, Superb!!”, kataku sekalian mengacung jempol.

Dia mendadak berlari dan merengkuhku. Kuat sekali, sampai saya dapat rasakan dadanya. “Terima kasih”

“Saya cinta kamu mbak”, kataku.

Mbak Dewi melihatku. “Saya tahu”

Saya lebih memajukan bibirku, dan dalam waktu cepat bibirku telah bersinggungan dengan bibirnya. Berikut first kiss kita. Saya menciumi bibirnya, melumatnya, dan mengisap ludahnya. Lidahku bermain dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengusung paha kirinya ke pinggangku, saya meredamnya dengan tangan kananku. Dia jatuh ke sofa, saya lantas meng ikutinya.

Baca Juga:  Cerita Sex Ingin Berhubungan Dengan Seorang Janda Bohay

“Saya cinta kamu wan, dan saya kebingungan”, ucapnya.

“Saya kebingungan mbak”

Kami berciuman kembali. Mbak Dewi berusaha melepaskan bajuku, dan tanpa sadar, saya telah cuma dengan celana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar CD. Saya buka resleting pakaiannya, kuturunkan gaunnya, saat tersebut saya merasakan 2 buah bukit yang ranum. Dadanya betul-betul besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Saya lantas turunkan terus sampai ke bawah. Ha? Tidak ada CD? Jadi barusan mbak Dewi ke kamar tukar pakaian sekalian melepaskan CD-nya.

“Tidak perlu bingung Wan, mbak ingin ini koq, mungkin berikut saat yang pas”, ucapnya.

Saya lantas betul-betul menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Saya baru pertama kalinya melakukan. Rasanya aneh, tetapi saya sukai. Saya cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Dia menggeliat. Kuciumi pahanya, betisnya, lantas ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Dia terangsang sekali. Jempol kaki ialah sisi paling peka untuk wanita.

“Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Dewi memiawik.

“Mengapa mbak?” kataku.

Tangannya mencengkeram lenganku. Vaginanya basah sekali. Dia pejamkan mata, terlihat dia menikmatinya. “Saya keluar wan”

Dia bangun lantas turunkan CD-ku. Saya duduk di atas sofa sekalian memerhatikan apa yang dilakukan.

“Giliran saat ini”, ucapnya sekalian tersenyum.

Dia menggenggam penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku barusan rasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang halus, hangat lantas mengocak penisku. Penisku lama-lama semakin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Ia jilati sisi pangkalnya, ujungnya, lantas dia masukan ujung penisku ke mulutnya. Dia hirup, dia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya hebat.

“Jika ingin keluar, keluar saja tidak apapun wan”, kata mbak Dewi.

“Tidak mbak, saya ingin keluar di sana saja?”, kataku sekalian menggenggam lubang kewanitaannya.

Dia memahami, lantas saya didorongnya. Saya tiduran, dan dia berada di atasku. Pahanya buka, dan dia tujukan penisku masuk ke dalam lubang tersebut. Cukup geret, mungkin karena dia tidak pernah bercinta selainnya dengan suaminya. Masuk, dikit demi sedikit dan bless….Masuk semua. Dia bertopang dengan sofa, lantas dia gerakkan atas bawah.

“Ohh….wan…enak wan…”, ucapnya.

“Ohhh…mbak…Mbak Dewi…ahhh…”, kataku.

Dadanya turun naik. Montok sekali, aku juga meremas-remas dadanya. Lama sekali ruang ini disanggupi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”

Mbak Dewi roboh di atasku. Dadanya sentuh dadanku, saya merengkuhnya kuat. Vaginanya betul-betul menjepitku kuat sekali. Perlu waktu sedikit untuk dia dapat bangun. Lantas dia tiduran di atas sofa.

“Masukkan wan, puaskan diri kamu, semprot cairanmu ke rahimku. Mbak ikhlas punyai anak darimu wan”, ucapnya.

Saya tidak menyia-nyiakannya. Aku juga memasukkan. Kudorong mundur-maju, posisi normal ini membuatku semakin kenikmatan. Saya menindih mbak Dewi, kupeluk dia, dan saya terus menggoyang pinggulku. Rasanya sudah sampai di ujung. Saya ingin meletus. AAHHHH….

“Oh wan…wan…mbak keluar kembali”, mbak Dewi mencengkeram punggungku. Dan saya tembakkan spermaku ke rahimnya, banyak, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkeramku kuat sekali, saya keenakkan. Kami kecapekan dan tertidur di sofa, Saya merengkuh mbak Dewi.

Siang hari saya terjaga oleh suara HP. Mbak Dewi tetap di dekapanku. Mbak Dewi dan saya terjaga. Kami ketawa menyaksikan peristiwa lucu ini. Waktu jamnya jemput beberapa anak mbak Dewi kelihatannya.

Mbak Dewi sentuh penisku. “Ini hebat, mbak Dewi sampai keluar berulang-kali, Wan, kamu ingin menjadi suami mbak?”

“eh?”, saya terkejut.

“Sebetulnya, saya dan ibumu itu bukan saudara kandungan. Tetapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Jika kamu ingin, saya ikhlas menjadi istrimu, asal kau menyukai beberapa anakku, dan jadikan mereka sebagai anakmu”, ucapnya.

Saya lantas merengkuhnya, “saya siap mbak”.

Kemudian entahlah berapakah kali saya mengulangnya dengan mbak Dewi, saya mulai coba beragam style. Mbak Dewi sedikit rakus sesudah dia temukan mitra seks baru. Dia sukai sekali mengoral punyaku, karena mungkin punyaku terlampau kuat untuk lubang kewanitaannya. hehehe…tapi tersebut cintaku, saya cinta ia dan ia cinta kepadaku. Kami pada akhirnya hidup berbahagia, dan saya punyai dua anak darinya. Sejauh ini juga dia masih seperti dahulu, tetap sama, masih tetap elok.