Cerita Sex Dewasa Suamiku Perkosa Temanku
Bokep Foto – Narasi Seks Asli 2018 Terkadang beberapa teman menyebutkan kami sebagai saudara kembar. Kami lulus di saat yang bersama. Salah satu yang tidak sama dari kami adalah sepanjang satu tahun kuliah paling akhir, Iva telah melakukan pertunangan dengan Ari, seorang kakak kelasku dan saya tetap pacaran dengan Andy, kakak kelasku.
Salah satunya kesamaan yang lain adalah jika saat lulus itu kami sama tidak perawan kembali. Kami sama-sama terbuka dalam masalah ini, maknanya kami sama-sama menceritakan dimulai dari beberapa hal yang dalam contohnya mengenai hati, kegundahan dan beberapa hal lain mengenai kami dan kekasih-pacar kami.
Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.
Atau kadangkala mengenai beberapa hal yang nakal contohnya beberapa bagian erotis atau ukuran penting dari kekasih-pacar kami, hingga darinya saya tahu jika punya Ari lebih panjang 3 cm dibanding punya Andy. Dengan polos terkadang Iva menceritakan jika ia sebelumnya tidak pernah rasakan semua panjang tangkai punya Ari, dikisahkannya juga jika Ari sebelumnya tidak pernah dapat semakin lama dari 3 menit setiap terkait tubuh dengannya. Walau demikian ia sering merasakan senang.
Terkadang saya merasa iri dengan karunia yang didapatkan Iva. Walaupun sebetulnya 15 cm punya Andy juga telah lumayan panjang, tetapi memikirkan 18 cm punya Ari kadangkala cukup membuatku resah. Belum juga saya mengingat tidak pernah Andy mampu bertahan semakin lama dari perhitungan menit, karena mungkin saya dan Andy selalu lakukan pemanasannya lama dan menggelora (terkadang justru saya atau Andy telah terlebih dahulu orgasme pada tahapan ini), menjadi pada saat penetratif telah tinggal keluarnya saja.
Walaupun terkadang cukup memberikan kepuasan tapi rasanya masih ada yang kurang. Belum juga secara fisik, Ari lebih bagus dari Andy dari penilaian objektifku. Semua hati itu disimpan di diriku demikian lama sepanjang saya sering terkait dengan Iva, yang maknanya kerap berjumpa dengan Ari.
Pas satu bulan sesudah lulus, Iva menikah dengan Ari. Lantas mereka berdua berpindah ke Medan, dan saya sendiri bekerja dalam suatu perusahaan multinasional di Yogyakarta. Sejumlah lama kami kerap mengirim berita baik melalui e-mail atau telephone. Iva kerap tuliskan apa yang telah dilakukan di kehidupan suami istrinya. Dikisahkannya begitu kerap mereka berdua melakukan hubungan intim, satu bulan pertama bila dirata-rata dapat semakin dari 1 kali satu hari.
Dengan suara cekikikan kerap dikisahkannya jika memang punya Ari terlampau panjang untuk kedalamannya, jika makin lama Ari makin bertahan lama saat melakukan yang oleh karena itu mereka kerap telat bangun pagi karena sepanjang malam melakukan sampai pagi hari. Dengan suara memikat, dikisahkannya begitu hangat semburan sperma dalam lubang kemaluan.
Narasi yang paling akhir ini benar-benar menggairahkanku, karena walaupun sudah melakukan, saya tidak pernah rasakan hal tersebut. Selalu Andy keluarkan spermanya di luar atau ia menggunakan kondom. Di perut atau paha memang kerap kurasakan hangatnya cairan itu, tapi dalam lubang kemaluan memanglah belum. Secara singkat makin banyak yang dikisahkannya makin membuatku ingin selekasnya menikah. Permasalahannya Andy masih ingin menuntaskan study S2-nya yang mungkin kurang dari satu tahun kembali usai.
Beberapa waktu selanjutnya Iva menyampaikan kabar jika ia telah hamil beberapa bulan. Semakin usia kandungannya makin berkurang beberapa cerita erotisnya. Saat kandungan telah bergerak lebih dari tujuh bulan, ia menceritakan jika mereka telah sebelumnya tidak pernah berhubungan seksual . Terkadang ia menceritakan jika kadang-kadang ia me-masturbasi-kan Ari, karena walaupun dengan medis mereka masih bisa berhubungan seksual tetapi mereka cemas.
Jadi Ari mau tak mau berpuasa. Beberapa bulan selanjutnya lahirlah putra pertama kalinya, Iva menyampaikan kabar kepadaku kabar bahagia tersebut. Kebenaran sekali perusahaanku memiliki kebijakan ada berlibur tahun akhir sepanjang dua minggu lebih. Hingga saya memilih untuk pergi ke Medan untuk menengoknya. Andy mau tak mau tidak dapat turut karena ia sedang hangat menuntaskan tesisnya.
Jadilah saya pergi sendiri ke Medan dan selekasnya naik taksi ke arah tempat tinggalnya. Rumah Iva ialah sebuah rumah yang lebih besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil. Rumah itu ialah hadiah dari orangtua Iva yang sangat kaya. Tempatnya cukup keluar kota dan ada di dekat tempat persawahan dengan tetap sejumlah rumah saja yang terdapat disekelilingnya. Saat saya tiba, di tempat tinggalnya sarat dengan keluarga-keluarganya banyak yang datang menengoknya. Ari sedang menyalami semuanya orang saat saya tiba.
Ratih, apa kabarnya? Telah dinanti-nantikan tuch! ia merengkuhku secara hangat.
Selanjutnya ia memperkenalkanku ke keluarga-keluarga yang tiba. Aku juga menyalami mereka satu-satu. Mereka ramah-ramah sekali. Ari menceritakan jika saya ialah saudara kembarnya Iva sepanjang kuliah. Keluarganya sama-sama tersenyum dan memberi komentar mana-mana.
Demikian waktu berbasa basi, Ari selekasnya mengantarku masuk ke rumah dan secara langsung ke arah kamar Iva. Terlihat Iva lebih gendut dan di sebelahnya terlihat bayi lucu tersebut.
Iva sayang, apa kabarnya? saya mencium keningnya dan merengkuhnya hangat.
Telah bersiap begituan kembali ya? saya berbisik di telinganya yang dijawabnya cubitan kecil pada lenganku.
Sstt.. harus disempitin dahulu nih! ia menjawab secara berbisik juga sekalian gerakkan bola matanya ke bawah, saya ketawa.
Secara singkat, hari itu kami isi secara berbasa-basi dengan keluarganya. Saya pada akhirnya bermalam di tempat tinggalnya itu karena semua keluarga merekomendasikan demikian. Iva dan Ari juga tidak berkeberatan. Saya dikasih kamar yang lebih besar di ujung ruang tengahnya. Tempat tinggalnya memiliki 6 kamar besar dengan kamar mandi sendiri dan baru satu yang sudah diisi olehnya dan Ari. Hari itu sampai malam kami isikan dengan mengobrol di kamarnya temani si bayi yang barusan tidur. Sementara Ari menuntaskan beberapa tugasnya sebagai dosen di ruangan kerjanya.
Pada akhirnya saya menyarankannya istirahat.
Telah kamu istirahat dahulu dech Va!
He eh dech, capek sekali ini hari saya! Kamu masih sukai terbuka sampai malam?
Iya nih!
Itu ada beberapa film di rack! Masih baru lho!
Oke dech! Satu kali lagi selamat ya! kucium keningnya.
Saya keluar kamar dan menutupnya perlahan-lahan. Ari dengan celana pendek dan berkaos oblong barusan keluar ruangan kerjanya.
Ingin tidur ?
Sebetulnya saya telah capek, tetapi mataku tidak dapat terpejam saat sebelum jam 2 malam nih! Ucapnya punyai banyak film?
Itu di rack, membuka saja!
Oke dech!
Ari masuk kamar Iva. Kupilih satu film, judulnya saya lupa, lantas kuputar. Sesaat selanjutnya Ari keluar kamar dan tersenyum.
Tetap dengan rutinitas lama? Terbuka sampai malam!
He eh nih!
Bagaimana beritanya Andy?
2 bulan kembali usai tesisnya! Terus kami ingin menikah, kalian tiba ya!
Oh tentu! Ingin minum , saya buatkan apa?
Apa saja dech!
Sesaat selanjutnya Ari keluar dengan 2 botol soft drink pada tangannya.
Pembantu pada kecapekan nih! Jadi ini saja ya!
Terima kasih! saya mengambil satu dan meminum langsung, rasanya fresh sekali.
Kalau ada perlu saya kembali ngerjain project nih di ruangan kerja, saat Ari bergerak sepintas saya menyaksikan pandangan yang tidak pernah kusaksikan darinya, sepintas saja.
Oke, terima kasih!
Tidak berapakah lama saya menyaksikan film itu, mataku rupanya tidak seperti umumnya, mendadak berasa sangat berat. Saya selekasnya matikan player itu, jalan di depan ke ruangan kerja Ari.
Ari, saya tidur dahulu dech! telah kumatiin semua!
Oke dech, istirahat dahulu ya!
Saya selekasnya masuk kamar, tutup pintu, selekasnya mengganti pakaian dengan kaos tanpa bra dan celana pendek saja dan secara langsung roboh di atas tempat tidur. Saya sempat mematikan lampu dan menukarnya dengan lampu tidur yang remang-remang. Saya segera lelap, waktu itu mungkin sekitaran jam satu dini hari.
Tidak berasa berapakah lama saya tidur, saat saya rasakan suatu hal menindihku. Saya terjaga dan belum juga sadar ada apakah, saat seorang menindihku dengan kuat. Napasnya berasa hangat mengincar di mukaku. Saat seutuhnya sadar saya tahu jika Ari sedang di atas badanku dan sedang menggeranyangiku dengan garang, mengelus-elus pahaku dan coba mencium bibirku. Sejumlah lama saya tidak paham harus bagaimana. Bila saya berteriak, saya kasihan pada Iva, bila sampai ia mengetahui. Disamping itu figur Ari sudah kukenal dekat hingga saya tidak harus menjerit untuk membuat tidak lakukan tersebut.
Itil V3
Ar, kamu apa-apaan? kataku sekalian coba mendorongnya dari badanku.
Bantulah saya Rat! Sudah lama sekali! sekalian berbicara demikian ia terus menggeranyangi badanku.
Tangannya landing dengan oke di atas payudaraku dan meremas-remasnya. Bila saja saya barusan tetap menggunakan BH-ku mungkin rasanya akan lain. Tetapi kali itu cuma kain kaos yang tipis yang menjauhkannya dengan tangannya. Disamping itu samar-samar kurasakan suatu hal yang mengeras menerpa pahaku.
Saya kenal kembali dengan benda tersebut. tangkai kemaluannya sudah tegang penuh.Ari..! ia coba menciumku. Entahlah di antara ingin menjelaskan suatu hal atau ingin menghindari, saya justru tempatkan bibirku pas di bibirnya. Yang terjadi selanjutnya saya justru membalasnya lumatannya yang garang sekali. Sejumlah lama itu dilakukan, cukup buat membuat puting susuku mengeras, yang kuyakin dirasanya di dadanya.
Kalau Iva tahu bagaimana donk?
Ayolah sesaat saja tidak akan membuat tahu! bisik Ari.
Entahlah untuk cari justifikasi atas kemauan terkuburku atau berusaha untuk kelihatan tidak begitu permisif pada akhirnya yang keluar mulutku ialah, Ar.. saya akan melakukan untuk Iva!
Seperti bendungan bobol, Ari langsung melumatku lagi dengan garang. Aku juga nampaknya sudah terbawa oleh perlakuannya, hingga langsung membalasnya lumatan bibirnya. Nampaknya dalam soal beginian Andy lebih jawara, ia dapat membuatku basah kuyup cukup dengan kecupannya. Dan Ari terlihat tersengat saat saya segera membalasnya lumatan bibirnya dengan garang.
Sejumlah lama kami lakukan lumatan-lumatan itu, selanjutnya Ari bangun dari atas badanku dan berlutut antara pahaku. Ia selanjutnya menarik kaosku ke atas tanpa melepaskannya dari badanku hingga payudaraku terbuka, berasa dingin oleh AC.
Sesaat selanjutnya saya rasakan jarinya meremas kembali -remasnya perlahan-lahan, bukan hanya itu selanjutnya saya rasakan bibirnya landing dengan mulus memilin-milin puting susuku yang kurasakan makin mengeras. Tetapi sebetulnya sejumlah kecil badanku tetap menampik perlakuannya itu, ingat kedekatanku dengan Iva. Walau demikian beberapa yang lain tidak dapat menampik rangsangan-rangsangan tersebut.
Sesaat Ari bermain dengan puting dan gundukan payudaraku. Selanjutnya ia bangun dan menarik lepas celana pendek dan celana dalamku. Dengan selekasnya saya rasakan tangannya buka ke-2 pahaku dan sesaat selanjutnya kurasakan jarinya sapu permukaan lubang kemaluanku. Ujung-ujung jarinya mengelus-elus klitorisku secara cepat, cepat untuk membikin rangsangan buatku. Walaupun demikian tetap gelitikannya makin menggairahkanku.
Tidak berapakah lama ia stop lagi. Sekali kembali pada hal pemanasan ini Andy masih lebih bagus dibanding Ari. Dalam keremangan, saya menyaksikannya berdiri dan menarik celana pendek dan kaos oblongnya hingga Ari pada akhirnya telanjang bundar. Malah disini gairahku langsung naik dengan cepat untuk melihat badannya dalam keremangan lampu tidur di dalam kamar tersebut.
Suatu hal di tengah-tengah badannya langsung membakarku, tangkai kemaluan yang tegang dan terlihat sedikit meliuk ke atas. Memiliki bentuk yang gendut, panjang dan berkepala bonggol itu langsung mengelitikkan rasa terangsang yang sangat benar-benar mengucur dari mata secara cepat langsung getarkan selangkanganku.
Saya selekasnya saja merasa resah dan tidak sabar.
Ar.. Kesini dech!
Dengan bertelanjang bundar, Ari jalan merapat kepadaku dan naik tempat tidur, segera berlutut dari sisi badanku, tangkai kemaluannya yang tegak itu terlihat lebih besar bila disaksikan dari baliknya.
Ada apakah Rat?
Terkadang saya punyai mimpi yang bahkan juga Iva juga tidak tahu apa itu?
Apa coba?
Jangan diketawain ya. Iva kerap menceritakan mengenai ini! Dan terkadang muncul kemauan sekedar untuk melihatnya, sekalian berbicara demikian kuraih tangkai kemaluannya itu dan kugenggam kuat tangkai dan beberapa kepalanya hingga seperti jika sedang menggenggam persneling mobil. Ari terlihat sedikit grogi saat genggamanku landing mulus di tangkai kemaluannya tanpa disangka-sangka olehnya. Badannya seperti tergerak ke belakang sedikit hingga makin mengusung posisi tangkai kemaluannya dari posisi berlututnya. Sesaat saya rasakan kerasnya tangkai kemaluannya tersebut.
Patut sekali jika Iva demikian membangga-banggakannya. Dan memang beda tiga centi berasa sekali secara visual.
Nih telah, kamu bisa apain saja dech! Oh iya Iva telah narasi apa ke kamu?
Banyak dasarnya!
Kalau sama punyai Andy?
No comment dech! suara bicaraku cukup mendesah.
Ari tersenyum dan bangun dari sampingku terus buka pahaku dan memulai ambil posisi. Saat bangun saya menyaksikan pinggulnya seperti bertangkai oleh cuatan tangkai kemaluannya tersebut. Ia melihatku sesaat, kubalas dengan pandangan yang masih sama.
Perlahan-lahan ya Ar!
Lho, pernah khan?
Iya, tetapi..
Tidak begini ya? Ia lagi tersenyum.
Saya hanya tersenyum kecut untuk kedapatan jika punyai Andy tidak sebesar punyanya. Pelan-pelan Ari mengusung ke-2 pahaku dan menyelusupkan lututnya yang tertekuk di bawahnya hingga saat ia menempatkan pahaku kembali ke-2 nya menumpang di atas paha atasnya yang penuh rambut. Dengan posisi semacam itu selangkangannya segera bertemu dengan selangkanganku yang cukup mendangak ke atas karena posisi pahaku.
Saya cuma dapat menanti seperti apa rasanya. Saya rasakan pelan-pelan Ari buka beberapa kumpulan rambut kemaluanku yang rimbun di bawah sana dan sesaat selanjutnya suatu hal yang tumpul menggesek-gesek daging antara beberapa kumpulan itu dengan pergerakan ke atas dan ke bawah sapu semua permukaan atasnya, dari klitoris sampai ke lubang kemaluanku. Rasa terangsangku selekasnya mencapai puncak merasa kan lagi kesan baru tersebut.
Ayolah Ar, terburu bangun!
Ini baru jam 3.15
Iya siapa yang tahu?
Pelan-pelan saya rasakan gesekan kepala tangkai kemaluannya barusan stop di tempat dekat lubangku pas di posisi buka bibir-bibir labiaku hingga segera bertemu dengan lubang di bawahnya tersebut. Tidak lama kemudian suatu hal yang lebih besar dan tumpul dan hangat menyikatnya pelan-pelan. Tanpa kendala yang terlampau kuat, kepalanya masuk langsung di ikuti batangnya pelan-pelan.
Saya selekasnya rasakan nikmat karena gesekan urat-uratnya itu pada dinding lubang kemaluanku. Sampai tahapan ini sebetulnya rasanya tidak jauh berbeda dari punyai Andy, meskipun tidak sepanjang punyai Ari ini tetapi cukup gendut. Tetapi makin lama badanku selekasnya bereaksi lain saat tangkai itu segera masuk makin dalam. Dan saat semua masuk ke, saya selekasnya rasakan rasa nikmat yang sangat benar-benar saat ujungnya kepala batangnya itu mentok pada dinding sisi dalam lubang kemaluanku. Saya selekasnya cari lengannya dan mencekramnya kuat.
Ari stop sebentar dan menarik napas panjang sekali.
Rat.. Ini yang kucari! Ari berbisik perlahan-lahan sekali tetapi cukup kedengar olehku. Kutahu apa yang diartikannya. Suatu hal yang mampu menelan semua panjang batangnya tersebut. Ari tidak selekasnya bergerak tetapi seperti menggelinjang dalam tancapan penuh tangkai kemaluannya ke lubang kemaluanku tersebut.
Nampaknya reaksi sisi yang tidak pernah ketelan itu benar-benar memengaruhi dianya. Ia bahkan juga belum bergerak sampai demikian puluh detik di depan, mukanya menunduk, ke-2 tangannya mencekram pinggulku, meraih-raih bokongku dan meremas-remasnya dengan garang condong kasar. Dengan sedikit nakal, saya coba melafalkann, mengkontraksikan otot-otot di sekitar selangkanganku.
Meskipun berasa penuh oleh masuknya tangkai kemaluannya itu saya bisa mulai lakukan kontraksi itu secara teratur. Tidak kelihatan tetapi dampaknya hebat. Saya rasakan ke-2 tangannya dengan liar memutar-mutar, meremas dan mencekram bongkahan bokongku, tentunya karena reaksi atas sesuatu yang kulakukan pada batangnya tersebut.
Ia selekasnya roboh di atas badanku dan selekasnya ambil posisi memacu, ke-2 tangannya ditempatkan antara dadaku, satu diantaranya mengaitkan paha kananku hingga mengusung selangkanganku ke atas dan paha kiriku automatis terangkut sendiri. Paha kanannya tetap tertekuk dan kaki kirinya dilempengkannya ke bawah hingga menegaskan pojok tusukan tangkai kemaluannya di lubang kemaluanku.
Ia mulai mengambil tangkai kemaluannya yang sejumlah lama barusan tetap tertanam penuh dalam badanku dan belum sampai tiga perempat panjang batangnya keluar, ia segera menusukkannya dengan kuat ke bawah hingga menekan kuat tempat ujung rahimku. Selanjutnya diambilnya kembali dan ditusukkannya lagi. Mulai berasa berbeda dampak panjangnya pada kepuasan yang kurasakan. Ini mungkin karena sektor gesekan satu arahnya yang panjang serta lebih lama hingga menyalurkan kepuasan lebih kuat juga.
Arr..! Jangan kuat-kuat..! tetapi sebetulnya saya benar-benar menikmatinya. Ari nampaknya tidak perduli, ia terus bergerak dengan kuat dan makin cepat. Oh.. Rat.. Ratih! ia terus memacu dan tidak berasa demikian cepat 5 menit yang pertama terlintasi dan ia masih kuat saja memompa lubang kemaluanku. Betul kata Iva. Pagi itu tidak ada seorang juga yang bangun dan terbangun, tetapi kami berdua justru sedang coba menaiki dengan argumen yang tidak sama.
Jika Ari karena tidak kuat menanti Iva berperan lagi dan saya karena ingin saja. Sekitaran sekian waktu sesudah 5 menitnya yang ke-3 , saya bobol. Gesekan urat-urat tangkai kemaluannya itu ledakkan badanku dengan kuat hingga membuatku menjepitkan pahaku ke badannya. Bukan hanya itu senam yang teratur yang saya ikutinya rupanya bermanfaat di saat tersebut.
Pas pada pucuknya kutahan kontraksi di lubang kemaluanku dan semaksimal mungkin kupertahankan supaya tidak selekasnya meletus. Sebentar saya rasakan saluran arus kembali di badanku tetapi sesaat bobol hingga di bawah pacuan pesatnya saya rasakan mendadak seperti melayang-layang di angkasa luas tanpa batasan. Badanku kaku, kejang, napasku mengincar dan keluar ketahan-tahan bersama dengan keluarnya bunyi-bunyian yang tidak terang suaranya dari bibirku.
Ohh.. eehh.. hmm.. Ar.. yang kuat! Mungkin kombinasi di antara suara dari bibirku dan mungkin cengkraman-cengkeraman kuat dari dinding-dinding lubang kemaluanku, selekasnya membuat bergerak cepat dan kuat sekali. Saya sebelumnya tidak pernah rasakan kemampuan sekeras dan setahan itu dari Andy. Badanku kejang sampai ia menuntaskan 5 menitnya yang ke-4 dan tetap terus bergerak oke. Sampai orgasmeku berkurang saya rasakan pergerakannya makin cepat dan kuat dan belum sampai tengah 5 menitnya yang ke-5, Ari juga bobol .
Posisi kami sepanjang itu belum juga berbeda, tetapi saat ia ingin menuntaskan pacuan-genjotan terakhir kalinya ia gerakkan badanku ke kiri hingga gerakkan semua badanku miring ke kiri dan paha kananku pas menumpang di atas dadanya dan paha kiriku ada di ke-2 pahanya. Saat tempatnya cocok, ia segera bergerak cepat.
Dalam posisi itu rupanya rasanya lain karena yang menggesek dinding lubang kemaluanku juga dinding lainnya dari tangkai kemaluannya. Tetapi orgasmeku yang pertama rasanya terlampau kuat untuk diulang dalam kurun waktu sedekat itu, hingga walaupun rasanya mencapai puncak kembali tetapi saat saya rasakan semburan-semprotan panas sama seperti yang dikisahkan Iva kepadaku itu saya tidak dapat raih orgasmeku yang ke-2 .
Hoohh.. Hooh.. Hoo.. Rat..Ratih! Ari bergerak tidak teratur dan hentakan-hentakannya saat orgasme itu terlihat liar dan garang tetapi berasa sangat nikmat buatku. Saya menggenggam ke-2 lengannya yang berkeringat sampai ia menuntaskan orgasme tersebut. Kadang-kadang saya menyeka mukanya secara halus. Sejumlah lama badanku kaku karena posisi kaki-kakiku itu, hingga kemudian ia roboh dari sisi kiriku. Tangkai kemaluannya tercabut secara cepat dan semua itu membuat posisi kembaliku cukup berasa linu, khususnya di paha sisi dalamku.
Kami termenung dalam pikiran masing-masing. Saya terlentang dan Ari telungkup di sampingku basah kuyup oleh keringat. Mendadak kedengar bunyi suatu hal pelan-pelan dari kembali pintu kamar. Mendadak Ari cemas dan selekasnya kenakan celana pendek dan kaosnya. Tangkai kemaluannya walaupun telah lemas tetapi tetap belum semuanya lemas hingga terlihat menggunduk di celana pendeknya. Saya melihat jam, hampir jam 4 pagi. Ari dengan sedikit tertatih-tatih jalan perlahan-lahan tanpa suara ke pintu kamarku, membuka perlahan-lahan dan saat sebelum keluar sebelumnya sempat melihatku sesaat dan tersenyum.
Tinggallah saya sendiri di kamarku dan saya mencari celana pendekku dan selekasnya mengenakannya. Saya terus menarik kaosku ke bawah hingga tutupi payudaraku yang jelas penuh pagutan-pagutan merah. Dan dengan beberapa sisa tenaga coba membereskan sprei yang dirasa lembab pada tanganku. Karena mungkin lelahnya saya kembali lelap dan terjaga nyaris jam 10.00 pagi. Secara singkat hari itu kuselesaikan semua masalah di Medan. Rasanya tidak ada kendala dengan segalanya yang terjadi.
Iva biasa saja tidak seperti terlihat berprasangka buruk, bahkan juga muka cerianya terlihat bersedih saat di hari ke-3 saya harus terpaksa pamit untuk pulang. Ari mengantarku ke lapangan terbang dan saat sebelum saya naik ke pesawat sebelumnya sempat Ari berterima kasih. Saya membalas secara terima kasih sekalian tidak lupa tersenyum manis penuh makna. Baca : Cerita Dewasa Riil Nafsu Membara Tante Judes
Sampai 3 bulan sesudah saya tinggalkan Medan, mendadak Iva mengirimku e-mail yang menyentakku, didalamnya ini, Rat, sebetulnya saya tidak mau menyinggung-nyinggung masalah ini tetapi pada akhirnya supaya kamu ketahui mau tak mau dech saya ungkapin. Tidak paham saya harus berterima kasih atau justru memaki kamu. Kamu sampai hati dech, ketika pucuk kebahagianku kamu justru melakukan dengan Ari.
Saya tahu bukan kamu yang mengawali, dan saya tahu sekali kamu tidak ingin melakukan bila tanpa suatu hal akibat. Sebetulnya saya kasihan sama juga Ari, pikirkan nyaris dua bulan akhir saat sebelum saya melahirkan, ia sebelumnya tidak pernah melakukan, walaupun sekedar hanya masturbasi. Belum juga ditambahkan 2 bulan sesudah saya melahirkan saya masih tidak dapat melayaninya. Dan saya tidak mempersalahkannya bila pada akhirnya ia mintamu melakukan.
Apabila pada akhirnya kamu mau tak mau melayaninya, kuucapkan terima kasih sudah menukarkanku. Mungkin hanya itu dech Rat, yang penting buat kamu kenali. Saya tidak paham harus bagaimana tetapi telah dech segala hal terjadi, minta jangan mengulangnya kembali ya! Please! Saya telah omong-omong mengenai ini sama Ari dan ia menangis mati-matian menyesalinya. Oke, udahan dahulu ya. Balas ya secepat-cepatnya! Iva.
NB: sedikit nakal, kok saat ini Ari menjadi garang begitu sich? Kalau ini karena kamu terima kasih ya! Paling akhir, bagaimana ia melakukan? Hi.. hi.. hi Jangan cemas saya masih tetap teman dekatmu.
Beberapa hari kemudian saya ketidaktahuan pertimbangkan apa yang perlu kulakukan pada ini, hingga kemudian saya harus menjawab .
Iva sayang, cuma maaf yang dapat saya mintakan ke kamu. Saya tidak mau bela diri, saya salah dan saya janjikan itu tidak terulang kembali. Bila ada yang dapat saya kerjakan untuk membayarnya? Sebut saja kepadaku! Saya tidak punyai kembali kata-kata apapun itu, menjadi satu kali lagi maaf ya! Ratih