Cerita Sex Terbaru Berhubungan Dengan Pacar Baru Yang Mesum

Narasi Seks Asli 2018 Disamping itu saya benar-benar rajin menjaga badanku. Fitness, olahraga dan ke salon ialah rutinitasku. Karena itu saya tumbuh jadi gadis yang energic dan seksi. Baju-baju ketat, semi-transparan dan tank hebat ialah ‘seragam’ku, hingga kemolekan badanku makin memancar. Justru kal0 di dalam rumah saya tidak enggan-segan untuk tampil benar-benar seksi. Toh buat apa punyai badan seksi kal0 tidak diperlihatkan pada orang lain. Tetapi saya masih mempunyai batasan-batas kewajaran.

Bokep FotoSaya kuliah di salah satunya perguruan tinggi di Bandung. Umurku belum genap 20 tahun. Saya asli Jakarta, tetapi saya cenderung lebih memilih untuk kuliah di Bandung. Agar jauh dari orang-tua. Sejak dari SMA saya telah memiliki cita-cita ingin kuliah jauh dari orang-tua. Masalahnya malas tinggal serumah dengan orang-tua, yang sedikit-sedikit larang ini tersebut.

Di Bandung, Papaku membelikanku sebuah rumah. Saya tinggal sendiri di situ bersama pembantuku dan anaknya yang tetap kecil. Rumahku lumayan besar dengan perlengkapan yang komplet plus mobil BMW seri terkini, wajarlah Papaku ialah seorang pebisnis yang cukup sukses. Itu tidak berapa untuknya. Itu ialah hadiahku karena lulus UMPTN.

Sore itu saya baru pulang kuliah. Lelah sekali rasanya sesudah sepanjang hari bergelut dengan kuliah. Pikirkan saja saya kuliah dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Non-stop. Karena itu saya merasa tubuhku capek dan ingin istirahat. Untung esok liburan (hari sabtu), menjadi saya dapat manfaatkan waktuku untuk istirahat.

Puh.. Saya mensandarkan badanku di atas sofa ruangan tengah. Saya haus sekali, karena itu kuputuskan untuk memangil Bi Icah supaya membikinkan minum bagiku. Ups.. Rupanya saya lupa. Bi Icah dan anaknya sedang pulang daerah barusan pagi. Mahfum semenjak saya ada di Bandung mereka tidak pernah pulang, menjadi kuijinkan mereka pulang daerah. Ah.. Malas betul saya mengusung bokongku dari sofa. Tetapi rasa hausku menaklukkanku, karena itu dengan malas saya ambil air dingin di dapur untuk hilangkan rasa hausku.

Selanjutnya saya pergi ke kamar, kucoba untuk istirahat. Walaupun tubuhku lelah sekali tetapi saya tidak dapat pejamkan mata. Karena itu kuputuskan menghidupkan komputerku coba cari selingan. Barusan kunyalakan computer, HP-ku mengeluarkan bunyi. Selekasnya kuambil HP-ku dari tas. Di screen tercatatkan “CINTA”, karena itu selekasnya kuangkat, karena itu ialah dari Alan, cowokku.

“Halo Sayang. Kembali ngapain? “Kata suara di seberang sana.
“Ada apakah, Lan? Saya kembali sendiri nih di dalam rumah. Tidak kembali ngapa-ngapain” jawabku.
“Malam hari ini jalan yok, say. Esok kan liburan. Ingin tidak?”
“Aduh saya cape sekali nih, Say. Malas keluar. Mending lo saja yang ke rumah. Lagian rumah sepi, Tidak ada orang. Sekaligus temanin saya. Ingin tidak?” Rengekku manja.
“Ya sudah nantikan saja. 30 menit kembali saya ke situ. Dah Sayang..!” Ucapnya.
“Dah..”

Alan ialah cowok baruku. Orangnya tampan da benar-benar perhatian padaku. Kami baru jadian sekitaran tiga minggu lalu. Tetapi ia beberapa kali sudah nikmati badanku. Yap.. Saya memang cewe yang liberal. Saya memberikan keperawananku sama bekasku saat SMA dahulu . Maka buatku seks bukanlah hal yang terlampau pemali. Tetapi saya masih tahu tata krama. Saya tidak sembarangan tidur dengan cowo. Saya tidak ingin dicap cewek gampangan. Saya cuma ingin ML dengan orang yang betul-betul kucintai. Ya.. Seperti Alan ini. Ia cukup dapat memberikan kepuasanku. Nyaris di tiap peluang kami selalu mereguk kepuasan duniawi. Tersering sich di kontrakannya, karena sepi. Dan di rumahku tidak pernah sebab ada pembantuku. Justru seringkali, saat kami sama-sama sudah ingin ML kami membooking hotel untuk menyelesaikan gairah kami. Mengingat peristiwa itu libidoku pelan-pelan naik.

Karena itu selekasnya kuganti bajuku. Saya ingin tampil seksi di muka Alan. Selekasnya kugunakan celana pendek putih semi terbuka yang ketat. Karena sangat ketatnya berasa CD-ku tercetak di situ. Bokongku yang bundar sekal kelihatan cantik mencolok. Selanjutnya kugunakan tanktop putih ketat . Saya bercermin, cukup seksi , batinku. Payudaraku yang cukup besar tercetak di bajuku. Justru karena sangat kecilnya bajuku itu, bila saya bergerak dadaku terayun ke sana kesini. Saya suka sekali menyaksikannya. Tentu Alan sukai menyaksikannya. Saya tidak sabar ingin segera bertemu dengannya.

Sesaat selanjutnya kudengar suara klakson mengeluarkan bunyi. Itu tentu Alan. Saya, bercermin sesaat pastikan performaku lantas buka pintu. Betul saja, mobil Alan telah ada di muka gerbang rumahku yang tetap terkunci. Saya berlari-lari ke arah gerbang untuk buka pintu pagar rumahku, hal tersebut automatis membuat dadaku terayun ke sana-kemari. Alan tentu menyaksikannya secara jelas karena jarak yang tidak begitu jauh. Dadaku bergerak dengan bebasnya. Sesudah kubuka gerbang, pelan-pelan mobilnya masuk ke dalam garasiku. Selekasnya kututup gerbang kembali dan saya mendatanginya yang baru keluar mobil.

“Halo Sayang..” ucapnya. Dipamerkannya senyuman manisnya. Kacamata coklat yang digunakannya menambahkan kesan-kesan macho-nya.
“Halo . Silakan masuk, Say” kataku menyilahkannya masuk rumah.

Ia meng ikutiku dari belakang. Saya dapat pastikan matanya tidak terlepas dari bokongku yang bergoyang ke sana-kemari secara cantiknya. Selanjutnya saya tutup pintu rumah dan mengamankannya. Baru saya mengubah badanku, Alan telah berdiri di depanku dengan senyuman cantiknya.

“Kamu seksi sekali ini hari, Sayang” ucapnya sekalian dekatkan bibirnya ke mulutku. Selekasnya lusuhbut bibirnya dan kami lakukan french kiss.
“Terima kasih” jawabku sekalian menciumnya lagi, ini kali kecupan kami semakin hebat. Sekalian menciumi bibirku, tangannya pelan-pelan menyentuh dadaku. Saya makin garang membalas. Saat tangannya mulai menyelusup ke tank topku, selekasnya kuhentikan.
“Sabar dahulu donk, Say. Gak sabaran sangat” ucapku sekalian menghindari badanku darinya.
“Mending duduk dahulu, saya buat minum ya?”, lanjutku kembali.

Saya menyengaja meredam kepuasan barusan, walau sebenarnya saya ingin sekali. Ia cuma menggangguk lantas pergi ke arah sofa. Selekasnya kubuatkan minum dan memberikanya padanya. Softdrink yang kusuguhkan secara langsung dihabiskannya. Selanjutnya matanya melihatku. Saya tahu tujuannya. Karena itu saya berpindah ke sampingnya, lantas diciumnya bibirku. Saya cuma dapat pejamkan mata nikmati bibir halusnya. Selanjutnya ia dekap saya dan tangannya mulai meremas-remas dadaku. Saya mulai merem-melek sekalian putar tubuhku.

Saat ini saya duduk di paha Alan berhadap-hadapan. Kembali kami berciuman dengan penuh nafsu. Lidah kami sama-sama beradu. Perlahan-lahan bibirnya turun ke pipiku lantas ke leherku. Diciumnya leherku. Lidahnya menari-nari dari ujung leherku ke ujung yang satunya kembali. Hal tersebut membuatku seperti cacing kepanasan karena sangat enaknya. Tangannya tidak tinggal diam. Diremas-remasnya dadaku yang mulai mengeras. Tangannya benar-benar mahir meremas-remas payudaraku hingga membuatku semakin menggeliat. Saya tidak kuat sampai kembali kulumat bibirnya. Lidahku beradu dengan lidahnya kembali. Saya tidak mengetahui kapan pertama kalinya saya semahir ini lakukan kecupan. Alan mulai menyelusupkan tangannya ke kembali tank topku dan cari pegangannya, dadaku. Gesekan tangannya langsung di atas kulit dadaku sampai benar-benar kepuasannya tidak ada tara.

Baca Juga:  Cerita Sex Terbaru Ibu RT Berhubungan Dengan Tukang Kebun Full Servis

“Ehh.. Eh..” rintihku. Sesaat distopnya kegiatannya karena mengetahui suatu hal sekalian menanyakan..
“kamu gak gunakan bra ya, Say?” saya cuma tersenyum lantas melumat lagi bibirnya.

Ia makin garang melayani kecupanku. Tangannya semakin keras meremas-remas dadaku. Melintir di atas ke bawah dan kebalikannya. Kurasakan penisnya mulai menegang di bawah sana. Selanjutnya ia hentikan remasan dan kecupannya, lantas mulai melepaskan tank topku. Saya menolongnya melepas penutup dadaku itu melalui kepala. Karena itu selekasnya dadaku yang tanpa penutup apapun kembali terpajang di hadapannya. Dadaku yang putih, bundar kuat dengan puting warna kemerah-merahan jadi makanan matanya. Ia benar-benar takjub menyaksikan payudaraku. Meskipun seringkali menyaksikan dadaku, bahkan juga menjilat, melumat dan menggigitnya, ia tetap menelan ludah nikmati panorama ini.

“Dadamu sangat indah, Sayang!’ katanya.

Selanjutnya didorongnya kepalanya antara ke-2 gunungku, lantas lidahnya bergerak dalam sana. Saya meringis dan mendesis nikmati peristiwa itu. Selanjutnya ia mulai mencium dadaku yang kanan, dilumatnya penuh gairah. Beberapa menit selanjutnya saya menjerit perlahan karena saya rasakan gigitan pada puting kananku, ia gaungsnya menggigit dan mencupangi putingku itu hingga tinggalkan tapak jejak disekelilingnya.

“Hhmm.. sangat indah dadamu ini Say,” pujinya kembali sekalian tangannya yang satu kembali mengelusi punggung dan leherku dan usai di dada kiriku.

Diremasnya dada kiriku yang telah tegak berdiri itu. Remasan dan jilatannya silih ganti di antara dada yang kanan dan yang kiri, hingga memunculkan kesan kepuasan yang tidak ada tara. Saya sampai melayang dibikinnya. Senang meremas dadaku yang kiri, tangannya yang kanan mulai turun sampai mencekram bokongku yang bundar dan padat. Saya cuma dapat mendesah nikmat. Kuremas-remas rambutnya coba menyeimbangi tekanan birahi ini. Untung rumahku sepi, jika tidak tidak mungkin saya dapat bercinta di atas sofa semacam ini.

Sesudah senang menggerayangi dadaku, ia juga melepaskanku. Selekasnya dibukanya pakaiannya, lantas ia buka celana panjang dan celana dalamnya hingga penisnya yang dari barusan telah sesak dalam celana dalamnya itu sekarang bisa berdiri dengan dengan tegak. Selanjutnya ia duduk di atas sofa dengan mengangkangkan kakinya. Matanya melihat mataku dengan penuh berharap. Saya memahami tujuannya. Ia ingin dioral tentu saja. Sebetulnya saya kurang mengusai lakukan oral seks, saya masih perlu belajar, tetapi gairah ingin sama-sama memberikan kepuasan membuatku melakukan. Karena itu pelan-pelan saya duduk di lantai menghadap penisnya.

Tangkai Alan yang telah tegang itu sekarang ada dalam genggamanku. Kukocok-kocok ke atas dan ke bawah. Kelihatannya ia nikmati kocokanku. Tanganku yang lembut turun naik di batangnya. Kelihatannya ia benar-benar nikmati kocokanku di penisnya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan matanya yang tertutup rapat. Saya nikmati gesturnya yang kenikmatan tersebut.

Itil V3
“Uh.. Sedap sekali Aliah.. Oh..”, desahnya.
“Masukan donk Say, ke mulutmu” pintanya.

Tanpa disuruh 2x saya mengikuti tekad orang yang kusayangi tersebut. Perlahan-lahan tetapi tentu, penisnya kuarahkan ke rongga mulutku. Penis itu kucium dan kujilat ujungnya secara halus bahkan juga benar-benar halus sekali. Benda itu tergetar luar biasa disertai desahan pemiliknya. Seponganku di batangnya kupadukan dengan sedikit kocokan. Alan tentu kenikmatan kuperlakukan semacam itu. Tetapi saya akan membuat lebih kenikmatan. Lantas kubuka mulutku lebih lebar untuk masukkan penis itu semua ke mulutku. Hhmm.. nyaris sedikit masuk semuanya, tetapi kelihatannya telah mentok di kerongkonganku.

Dalam mulutku, penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku putar mengelilingi kepala penisnya. Cuma itu yang kulakukan tetapi nampaknya ia telah blingsatan. Walau sebenarnya harus kuakui jika oral sexku belum apapun dibanding narasi beberapa teman cewekku yang dulu pernah melakukan. Bahkan juga masih jauh kalah dibanding BF yang dulu pernah kutonton. Tetapi saya masih tetap meneruskannya. Toh Alan tetap kenikmatan. Memang sich, Alan akui baru ML pertama kalinya denganku . Maka ia tidak dapat memperbandingkannya sama yang lainnya.

Kadang-kadang saya melihat ke atas menyaksikan gestur mukanya saat nikmati seponganku. Ia mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang telah bercucur keringat dengan sapu tangan. Alan kelihatannya tidak ingin segera keluar, karena itu diambilnya kepalaku. Saya berdiri yang tegak di hadapannya yang tetap bertumpu di atas sofa. Selekasnya kulepaskan celana pendek dan CD-ku sekaligus. Matanya nanar menyaksikan tertelanjanganku. Saya seperti manusia yang baru lahir, polos. Sekarang saya telah telanjang bundar di hadapannya. Saya lantas naik ke pangkuannya. Dengan senyuman nakal saya meremas-remas dadanya yang sektor.

Lantas kubenamkan kembali mukanya ke payudaraku sampai ia mulai menyusu di sana. Ini kali ia menjilat-jilati semua permukaan atasnya sampai basah oleh liurnya lantas dikulum dan disedot kuat-kuat. Tangannya di bawah sana pun tidak dapat diam, tangannya meremas-remas bokong dan pahaku. Dielus-elusnya paha putihku tersebut. Berlainan dengan pahaku yang dielusnya halus, bokongku malah diremasnya keras. Gumpalan daging pinggulku jadi bulan-bulanan tangannya.

Saya cuma mendesah-desah. Giginya yang putih menarik-narik puting susuku. Hal tersebut makin membuatku mendesah. Justru sekarang tangannya yang bercokol di pahaku mulai menjalar makin jauh. Saya tidak dapat tidak untuk mendesah dan mendesah. Bongkahan bokongku diremas, dadaku dilumat dan saat ini tangannya yang kanan menggerayangi vaginaku dan menusuk-nusukkan jarinya di situ. Ohh.. enaknya, batinku.

Sebagai tanggapan saya cuma dapat mendesah dan merengkuhnya erat-erat, darah dalam badanku makin bergolak hingga keringatku menetes-netes. Mulutnya sekarang menjalar naik menjilat-jilati leher tingkatanku, ia mengulum leherku dan mencupanginya. Cupangannya lumayan keras sampai tinggalkan bintik merah. Pada akhirnya mulutnya berjumpa dengan mulutku kembali di mana lidah kami sama-sama beradu dengan liar. Sekalian berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang telah mengeras tersebut.

“Lan.. Saat ini ya..”, pintaku memelas.

Saya tidak tahan sedang pengin selekasnya menyelesaikan birahiku. Karena itu kuangkat bokongku sesaat dan arahkan vaginaku ke penisnya. Ia menggenggam penisnya siap terima vaginaku. Dikit demi sedikit saya rasakan ruangan vaginaku berisi dan dengan sejumlah hentakan masuk tangkai itu semuanya ke. Saya tidak dapat tidak untuk menjerit saat tangkai Alan memotong bibir vaginaku. Sama sepertiku, ia mendesah menyebutkan namaku saat penisnya ambles ditelan vaginaku.

“Oohh..!” desahku dengan badan menegang dan mencengkeram pundak kekasihku. Kurasakan lubangku cukup ngilu, tetapi itu hanya sesaat karena seterusnya yang dirasa hanya nikmat.

Selanjutnya, secara perlahan saya menaikturunkan badanku di atas penisnya. Kupacu kejantanannya dengan goyanganku. Saya mendadak jadi gadis yang liar yang perlu kepuasan. Kugoyang-goyangkan vaginaku di atas batangnya sekalian kadang-kadang membuat pergerakan putar. Vaginaku seperti diaduk-aduk. Saya benar-benar nikmati posisi ini, karena saya dapat mengontrol permainan. Desahan-desahan nikmat mengidentifikasi masuk keluarnya tangkai Alan. Alan rasakan hal yang seperti yang saya merasai. Matanya melihat mukaku yang kemerahan karena nikmat.

Baca Juga:  Cerpen Sedarah Lusi Saudara Tiriku

“Ahh.. Ahh..” desahku bersamaan dengan turun-naiknya badanku.

Dadaku yang telah menegang maksimun terayun-ayun secara cantik di hadapannya. Alan mulai menolong menyikat-nyodok penisnya, hingga kepuasan yang kurasakan semakin. Badanku terlonjak-lonjak dan tertekuk meredam kesan kepuasan dunia. Hal tersebut membuat payudaraku makin membusung ke arahnya. Kesempatan kali ini tidak disia-siakannya, ia segera melumat dadaku yang kiri dengan mulutnya. Saya makin menjerit keras. Dengusan napasnya dan jilatannya membuatku bergidik dan semakin kebakar birahi.

Alan makin serangku dengan meremas-remas dadaku yang kanan dan memilin-milin putingnya. Alan benar-benar pandai serang titik sensitifku. Sepuluh menit lama waktunya kami berlomba dalam style begitu. Sama-sama berlomba capai pucuk. Sikatan-sodokannya makin lama makin cepat dan semakin memiliki irama. Mulutnya tidak henti-henti mencupangi payudaraku yang muncul di muka mukanya, kadang-kadang mulutnya singgah di bahu dan leherku. Benar-benar kepuasan yang cantik. Tangannya tadi halus menggerayangi paha dan bokongku, saat ini condong kasar. Saya sangat kecapaian dengan posisi itu sehingga goyanganku makin lama makin tidak berkekuatan. Justru sekarang ia yang aktif menyikat-nyodok kejantanannya.

Mengetahui hal itu, Alan meminta mengganti posisi. Diambilnya penisnya dari rongga kemaluanku. Ada hati kecewa, tetapi itu tidak berjalan lama. Badanku dibalikkan tengkurap di sofa. Lantas kakiku diambil sampai terjuntai sentuh lantai, sampai automatis sekarang bokongku juga menungging ke arahnya. Dadaku yang dari barusan jadi bulan-bulanannya menekan sofa karena saya tengkurap. Alan repot menggenggam erat-erat ke-2 pahaku.

“Bersiap ya Say!” katanya.

Saya cuma dapat mengganggukkan kepala menanti kepuasan seterusnya dengan posisi doggy model. Alan sebelumnya pernah menceritakan jika posisi ini benar-benar dicintainya, karena ia yang ambil kendalian dan bebas meremas-remas semua sisi badanku, bahkan juga anusku. Saat sebelum menyerang vaginaku, ia lebih dulu mencium punggungku. Semua badanku tergetar lagi, seolah terlontar ke-awang-awang. Beberapa sendiku tergetar menanti penisnya tembus kemaluanku. Posisi ini membuat kegatalan birahiku makin tidak terbatas, sampai membuat saya menggelinjang-geliat tidak tertahan.

“Alan.. Buruan..!” rengekku tidak tahan kembali. Alan mematuhiku. Sekalian meremas bokongku ia mendorongkan penisnya ke vaginaku.
“Ohh.. Ngghh..!” desisku saat penis yang keras itu memotong bibir kemaluanku.

Penisnya dengan perlahan-lahan dan halus mengaduk-aduk vaginaku. Kontan saya menjerit-jerit keras. Dalam posisi semacam ini sikatannya berasa makin keras dan dalam, tubuhku juga turut tergoncang luar biasa, payudaraku terasanya tertekan dan bersinggungan dengan sofa. Hal tersebut malah memunculkan kepuasan tertentu, apalagi sofaku dibuat dari kulit hingga gesekan di dadaku berasa sedikit kasar tetapi nikmat.

“Ah.. Euh.. Ah.. Aw..” saya hanya dapat mendesah setiap ia menyikatkan penisnya ke vaginaku.

Alan memacuku makin cepat. Vaginaku dihunjam penisnya yang sekuat batu tersebut. Otot-otot kemaluanku terasanya kontraksi makin cepat memijati kepunyaannya. Dengusan napasnya bersatu dengan desahanku penuhi ruangan tengahku. Mulutku megap-megap dan mataku terpejam. Beberapa saat selanjutnya ia menarik badan kami undur beberapa langkah hingga payudaraku yang semula melekat di atas sofa sekarang menggantung bebas. Selanjutnya diteruskanya kocokannya. Payudaraku terayun ayun ke belakang dan ke depan. Kadangkala dadaku sentuh sandaran bawah sofa hingga memunculkan merasa sakit. Tetapi merasa sakit itu ditutupi kepuasan yang menyebar ke semua saluran darahku.

Sekalian berlomba dalam style doggy ini, tangannya sekarang tidak tinggal diam. Ia mulai menggerayangi payudaraku yang makin ranum karena saya menungging. Ditariknya-tariknya benda kenyal itu sesuka hatinya. Saya merem-melek nikmati tangannya bergerilya dari dadaku yang kanan ke dadaku yang kiri. Saya menjerit kegelian saat ia mengocak vaginaku secara cepat dan keras, tetapi ia meremas dadaku secara halus sekali dan kadang-kadang melintir-melintir putingnya.

Badanku menggeliat lagi hebat, pandanganku terasanya berkunang-kunang. Gesekan-gesekan di lubang kewanitaanku dan remasanremasan di dadaku membuat pertahananku sesaat lagi akan bobol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku lenyap. Pada akhirnya aku juga tidak dapat kembali meredam orgasmeku. Ketahui jika saya akan selekasnya keluar, ia makin bernafsu, badanku ditekan-tekannya hingga penisnya menyerang lebih dalam, tangannya juga makin kasar meremas payudaraku.

“Aahhkk..!” jeritku bersama dengan mengucurnya cairan cintaku.

Kugenggam kuat karpet ruangan tamu merasa kan beberapa detik orgasmeku. Saya menggigit bibir rasakan gelombang hebat itu menerpa badanku. Saya rasakan cairan cinta yang mengucur hangat pada selangkanganku. Tetapi itu belumlah usai, karena Alan tetap terus mengocakku hingga orgasmeku makin panjang. Alan kelihatannya akan selekasnya orgasme. Hal tersebut terlihat dari stylenya yang unik bila ingin orgasme.

“Saya ingin keluar, saya ingin keluar..” Alan membisikkannya sekalian ngos-ngosan dan tetap terus mengocakku.
“Jangan di.. Jangan di dalamnya. Ah.. Ah.. Oh.. Saya.. Saya kembali.. Subur.”

Saya hanya dapat bicara demikian, minimal saya berniat bicara demikian karena saya tidak paham apa suaraku keluar atau mungkin tidak, dasarnya saya telah berusaha, itu juga saya paksa-paksakan. Saya tidak paham apa ia memahami apa yang saya bahas, tetapi yang terang ia tetap terus mengocakku. Baca : Cerita Panas Riil 2018 PNS dan Penari Bali

Beberapa menit selanjutnya, ia mengambil penisnya, kakiku langsung roboh ke lantai. Alan yang menyikatku dari belakang pada akhirnya klimaks. Ia keluarkan penisnya dan menyiraminya didalamnya di punggung dan bokongku. Air maninya membasahi badanku sisi belakang. Tidak banyak spermanya, tetapi benar-benar lekat kurasakan di badanku. Selanjutnya ia roboh menindihku. Kurasakan penisnya yang menindih bokongku mulai menjadi kecil.

“Terima kasih, Sayang” katanya sekalian mengecup leherku. Saya cuma terpejam nikmati beberapa sisa kepuasan baru saja.

Pada akhirnya malam itu Alan bermalam di rumahku. Bisa diterka kami akan mereguk kepuasan semalaman sampai esok paginya karena liburan.

Setelah pertalian cinta di ruangan tamu barusan, Alan nikmati badanku kembali di dalam kamar mandi. Saya yang mandi dikejuti akan hadirnya di muka pintu. Walaupun masih lemas, saya mau tak mau melayaninya. Saya cuma diam di lantai kamar mandi dan ia yang aktif menyikatku. Justru yang hebat ialah saat setelah makan malam di luar. Kami kembali lagi ke rumah dan secara langsung ke kamarku. Saya yang telah bersiap-sedia tidur dibawanya melihat BF di komputerku.

Episode-adegan cabul di monitor monitor membuat libidoku cepat naik. Saya coba memancing nafsu Alan, tetapi ia menampik untuk meniduriku. Saya kebingungan dibikinnya, tidak umumnya ia menampik semacam itu. Sejauh ini malah saya yang kerap menampik bersenggama dengannya. Waktu itu, ucapnya ia ingin ML tapi ada ketentuannya. Ia mintaku untuk menari-nari seperti penari telanjang. Saya sich OK saja, sehubungan ia ialah kekasihku dan gairahku ingin selekasnya diselesaikan, karena itu saya mengikuti tekadnya.