Cerita Sex Terbaru Nikmatnya Berhubungan Intim Dengan Cewek Berhijab
Narasi Seks Asli 2018 Memerkosa Cewek Berhijab Elok sangat nikmat. Sebenarnya saya bukan seorang pemerkosa. Saya bukan lelaki hipersex yang hoby jajan di lokalisasi. Saya seorang lelaki beristri. Tapi, peristiwa spontan sudah membuatku jadi orang yang terobsesi pada seks dengan kekerasan. Ya, persisnya, saya sekarang menjadi pemerkosa. Spesialisku, memerkosa wanita berhijab !
Siang itu, saya stop di depan sebuah warung kecil. Ingin membeli Djarum Super. Baru saja sekali ini saya ke warung ini. Seperti saya katakan barusan, saya ingin membeli Djarum Super. Rokok umumnya dipampang pada bagian depan warung. Saat tersebut kusaksikan seorang wanita tengah nungging membelakangiku. Keliatannya dia sedang mengatur barang dagangan.
Cersex Dewasa – Kalian tentu memikirkan saya menyaksikan paha yang terkuak dibalik rok. Jangan salah dahulu. Yang kusaksikan malah wanita dengan baju serba tertutup. Dia gunakan gamis panjang sampai ke mata kaki. Tapi malah itu menariknya. Wanita ini menggunakan gamis berbahan lembut warna biru muda. Terlihat dia berhijab biru tua. Hijabnya panjang. Ujungnya sampai ke pinggulnya. Di posisi menungging begitu, sisi muka hijabnya jatuh sampai ke lantai. Dari sela hijab di bawah lengannya kelihatan benjolan teteknya cukup besar .
Yang pertama menarik perhatianku malah pantatnya. Dari belakang kelihatan bulat. Di bundaran tersebut kelihatan cetakan garis celana dalamnya. Entahlah kenapa saya menjadi tertarik memperhatikan terus pergerakan pantat wanita tersebut. Sekitaran lima menitan saya pandangi pantat tersebut. Yang kelihatan di mataku sekarang bersatu dengan khayalan pantat telanjang. Tambah kronis kembali karena sekali wanita itu menggaruki bokongnya tanpa sadar ada yang memantau. Tanganku rasanya gatal, ingin mengelus dan meremas bokong bulat tersebut. Pada akhirnya, wanita itu mengetahui kedatanganku. Dia melihat ke belakang dan kaget.
“Eh… ingin membeli apa pak ?” ucapnya di tengah-tengah keterkejutannya.
Saya lebih kaget kembali. Rupanya, wanita ini benar-benar elok. Umurnya memang tidak muda . Mungkin telah sekitaran tiga puluh tahunan. Tetapi mukanya itu lho yang membuat saya tidak jemu melihatnya. Putih, sangat putih justru, bersih dan lembut…..Saya beraga mencari barang sekalian terus-terusan mengambil peluang melihat mukanya. Kadang-kadang kuajak bercakap ia. Suaranya halus, selembut mukanya. Pikiranku mulai ngeres. Memikirkan rintihannya saat memeknya ditembus kontolku.
Dari bercakap tersebut kutahu jika ia seorang ibu dengan 3 anak. Yang terbesar baru kelas 5 SD. Terkejut saya saat mengetahui ia telah mempunyai 3 anak. Menurutku, ia bahkan juga patut menjadi mahasiswi semester I. Suaminya kerja dan baru pulang sore. Beberapa anaknya sedang sekolah.
“Jadi sendiri nih, Mbak ?” komentarku, keceplosan karena sangat excitednya.
“Iya, Pak. Sesaat lagi beberapa anak pulang,” jawabannya tanpa berprasangka buruk.
Saya asyik dengan bayang-bayang badan telanjangnya saat gagasan jahat lewat demikian saja. Itu terjadi saat kusaksikan sebilah pisau dagangan yang dipampang. Cepat sekali itu terjadi. Saya asal saja ambil beberapa barang dan kutaruh di atas meja kasir di hadapannya.
“Aduh, Mbak… saya kok kepingin pipis. Dapat menumpang ke belakang tidak ?” kataku, mulai jalankan gagasan jahatku.
“Eh… bagaimana ya….?” ucapnya sangsi. Saya tahu dia sangsi, karena dia sendiri di dalam rumah.
“Bagaimana nih…. sudah tidak tahan, Mbak,” kataku sekalian demonstratif meremas selangkanganku di hadapannya.
Kusaksikan mukanya memeras.
“Eh…. tetapi nantikan sesaat ya… kamar mandinya amburadul. Saya atur sesaat,” sahutnya sekalian segera ke.
Aku segera tutup pintu warung dan mengamankannya. Lantas, kuambil pisau dan susul wanita barusan. Sepintas kusaksikan dia keluar kamar mandi dan menyimpan BH ke mesin pencuci.
“Bagaimana ? Dah tidak tahan nih,” kataku kembali sekalian meremas selangkanganku dan mengambil langkah ke arahnya.
Ibu muda itu terlihat jemu karena melihatku ada di rumah. “Eh… telah, silahkan,” ucapnya dengan muka merunduk.
Karena merunduk itu, dia terkejut benar waktu saya stop di depannya. Dia mengusung mukanya dan saat itu juga kelihatan pucat waktu kuacungkan pisau ke perutnya.
“Angkat tangan dan jangan menantang !” kataku 1/2 berbisik.
Dia terlihat ketakutan benar. Tangannya selekasnya terangkut. Kusuruh dia kembali menghadap tembok. Ke-2 tangannya selanjutnya kuturunkan dan kuikat dengan BH yang kuambil dari mesin pencuci. Lantas, kuputar badannya sampai menghadapku.
“Jangan… tolong, jangan apa-apakan saya…” ucapnya dengan suara gemetaran.
“Jangan takut, saya hanya ingin senang-senang sedikit,” kataku sekalian menjulurkan tangan ke dada kanannya yang tertutup hijab lebar.
Ibu muda ini memekik kecil. Wow… teteknya berasa kenyal dan oke.
“Kamu tidak pakai BH ya ?” kataku sekalian mencubit putingnya di luar hijab. Dia terus menggelinjang-geliat.
“Siapa namamu ?” kataku sekalian menekan putingnya cukup keras.
“Aduh…. aduh… Lestari… aduh, jangan keras-keras….” dia merintih-rintih.
Kulepaskan capitanku pada putingnya. Tapi sekarang tanganku mulai merayap ke perutnya yang ramping. Turun terus ke pusarnya dan pada akhirnya stop di selangkangannya. Kuremas-remas gundukan memeknya.
“Ohhh… jangan… jangan….” Lestari menggelinjang-geliat.
“Jangan takut Mbak… saya hanya ingin bermain-main sebentar…” kataku lantas berlutut di hadapannya.
Tanganku selanjutnya masuk ke dalam kembali gamisnya. Telusuri kulit tungkainya yang mulus. Lantas perlahan-lahan kutarik turun celana dalamnya. Wanita itu mulai terisak. Apalagi, sekarang kupaksa ke-2 kakinya merenggang. Kuangkat sisi bawah gamisnya sampai ke pinggang. Wow… sangat indah. Memeknya mulus tanpa rambut. Gendut dan celahnya kelihatan rapat. Tidak sabar kuciumi memek elok itu…
Narasi Cabul 2014 – Memerkosa Ibu Muda Elok Berhijab
Lestari terisak, meminta-mohon supaya saya melepasnya. Dia juga menggelinjang-geliat menghindari. Tapi, mulutku demikian rekat dengan pangkal pahanya. Kujilati sekujur permukaan memeknya sampai basah kuyup. Lidahkupun berusaha menerobos antara sela memeknya. Sedikit susah di posisi semacam itu. Karena itu, kugandeng Lestari ke kamarnya. 1/2 kubanting badannya ke atas tempat tidurnya sendiri. Ibu muda itu menjerit-jerit kecil saat secara kasar kucabik-cabik gamisnya dengan pisau. Hingga kemudian, tidak ada satu helai kainpun terkecuali hijabnya.
Kupandangi badan yang putih mulus tersebut. Ke-2 kakinya menjuntai ke pinggir tempat tidur. Teteknya bergetar-guncang saat dia menangis. Dengan penuh gairah kucengkeram ke-2 teteknya dengan ke-2 tanganku, lantas kuciumi ke-2 putingnya. Kadang-kadang kugigit-gigit benda imut tersebut.
“Jangan berteriak keras-keras ya. Cukup mendesah-desah saja. Jika Mbak Lestari berteriak terlampau keras, saya dapat geram dan kupotong puting Mbak ini,” kataku sekalian menjepit puting kanannya, menariknya ke atas dan tempelkan mata pisau ke seginya. Lestari terlihat ketakutan dan menggigigit bibirnya.
Saya selanjutnya merosot turun. Mukaku pas di depan selangkangannya. Kuangkat paha wanita itu sampai terentang lebar, lantas kudorong ke badannya. Sekarang badannya meliuk dan pangkal pahanya terangkut ke mukaku. Perlahan-lahan, lidahku menjilat jalur lubang memeknya dari bawah ke atas.
“Eungghhhhh….” kedengar Lestari mengeluh.
Tidak sabar, saya menguakkan bibir memeknya dengan jariku. Lebar-lebar sampai kelihatan sisi dalam lubang memeknya yang pink dan lembab. Jantungku berdegap kuat. Baru ini kali saya menyaksikan dari jarak dekat sisi dalam lubang memek selainnya punya istriku. Lebih berdebar-debar , karena memek yang ini punya seorang wanita alim berhijab lebar.
Di antara degup jantung dan dorongan nafsu itu, kujulurkan lidahku sejauhnya ke lorong tersebut. Masalah merasa tidak penting kuceritakan. Tapi, kesannya itu yang hebat. Badan Lestari tergetar luar biasa disertai erangan dari mulutnya. Nyaris tidak henti-henti dia mengeluh-ratap disertai isaknya.
“Jangan… jangan…. ouhhhh…. jangan…. ”
Ratapannya semakin menjadi saat lidahku serang klitorisnya dengan sapuan yang intensif. Istriku dapat menjerit-jerit histeris bila itu kulakukan pada klitorisnya. Kulirik Lestari pejamkan mata dan menggigit bibirnya. Kepalanya menggeleng-geleng. Kutusukkan dua jariku dan mengaduk-aduk memeknya. Mengakibatkan lebih luar biasa . Lestari merintih-rintih dengan suara yang seperti suara istriku mendekati orgasme.
Memeknya berasa sangat basah. Kugerakkan jariku semakin cepat. Lantas, kusedot-sedot klitorisnya. Mendadak, Lestari mengeluh panjang dan ke-2 pahanya mengatup sampai menjepit kepalaku. Badannya melafalkanng-ngejang. Saat tersebut kugigit bibir memeknya dengan gaungs. Kedengar Lestari memekik kesakitan. Dari gelinjang kepuasan, dia sekarang meronta-ronta kesakitan, berusaha menghindari pangkal pahanya dari gigitanku.
“Sakit….sakit, aduh… sakit… lepaskan….” rintihnya memelas.
Saya bebaskan gigitanku lantas ke-2 lututku menekan pahanya sampai mengangkang. Kelihatan sisa gigitanku di memeknya. Tapi bibir memeknya memang kelihatan mengkilat oleh cairan memeknya sendiri.
“Kamu sukai ya disetubuhi ?” kataku sekalian ini kali menusukkan tiga jemari ke memeknya yang basah.
Orgasme Lestari barusan ternyata terlambat. Faktanya, saat tiga jariku menyerang memeknya, otot-ototnya segera bereaksi seperti meremas ke-3 jariku. Ibu muda itu juga mengeluh dan merintih….
“Ouuhhhh… jangannnhhh…aihhhh….oummmmhhhh…” desahannya semakin jadi saat bibirku tangkap puting kanannya dan mengisapnya kuat-kuat.
Saya tahu wanita ini orgasme saat dengar rintihannya. Benar-benar serupa rintihan istriku saat orgasme. Otot-otot memeknya mencekram tiga jariku sementara pinggulnya bergerak tidak termonitor. Kupandangi muka sayu Lestari dengan penuh gairah. Ia menggigit bibirnya sendiri. Matanya terpejam. Baca : Cerita Seks Riil Tante Riang Yang Bohay
Tiga jariku tetap menyerang memeknya yang kelihatan sangat becek. Badan telanjang ibu muda berhijab ini kelihatan tergetar meredam beberapa sisa orgasmenya. Hingga kemudian, Lestari betul-betul tergeletak lesu. Ke-2 tangannya tetap terlilit ada di belakang punggung, menjejal bokongnya hingga sisi pinggulnya mendangak ke atas. Badannya bermandi peluh. Ke-2 pahanya mengangkang lebar. Kutarik keluar tiga jariku, kunikmati panorama lubang memeknya yang membuat huruf O dan perlahan-lahan mengatup lagi.
“Ok… saat ini giliranku,” kataku sekalian menyesuaikan diri di tengah-tengah pahanya yang mengangkang.
Lestari hanya dapat geleng-geleng kurang kuat saat kepala kontolku mulai menyelusup di sela memeknya. Kupaksa dia mengulum tiga jariku yang berlumur lendir dari memeknya sendiri.
“Kamu tidak pernah menjilat memekmu sendiri kan ?” kataku.
Lestari tersedu-sedu sekalian mengulum tiga jariku yang berlumur lendir kemaluannya sendiri. Kelihatan keningnya mengerut. Kepala kontolku telah terjepit di mulut lubang memeknya yang sangat terasa basah. Saya ingin memberikannya sedikit surprise. Tanpa peringatan benar-benar, langsung kuhentakkan kontolku jauh sampai ke dasar memeknya. Kontolku berasa menerobos lorong sempit yang berlendir. Suara bentrokan biji pelirku dengan pangkal pahanya kedengar lumayan keras.
Reaksi Lestari hebat. Ke-2 matanya mendadak membelalak. Jika saja mulutnya sedang tidak mengulum jariku, mungkin dari mulutnya akan kedengar jeritan. Tapi sekarang yang didengar cuma gumaman tidak terang. Bahkan juga, jariku berasa cukup sakit karena digigit ibu muda ini. Tapi yang terang, kontolku sekarang berasa seperti diremas-remas oleh otot-otot memek wanita berhijab lebar ini.