Cerita Sex Terbaru Nikmatnya Full Servis Di Kamar Tante
Narasi Seks Asli 2018 Kriing..” jam di atas meja memaksakan saya untuk memicingkan mata. “Wah genting, terlambat nih” secara terburu-buru saya bangun lantas berlari ke kamar mandi.
Pagi itu saya ada janji untuk jaga rumah tanteku. Oh iya, tanteku ini orangnya elok dengan muka seperti aktris film sinetron, namanya Ninik. Tinggi tubuh 168, payudara 34, dan badan yang langsing. Semenjak datang dari Malang, saya kerap bermain ke tempat tinggalnya. Ini saya kerjakan atas keinginan tante Ninik, karena suaminya kerap diberikan tugas ke luar pulau. Oh iya, tante Ninik memiliki dua anak wanita Awal dan Fifi.
Cersex Dewasa – Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.
Awal telah kelas 2 SMA dengan badan yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Dan Fifi bertubuh cukup gede untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Tiap saya ada di rumah tante Fifi saya merasa seperti ada di sebuah harem. Tiga wanita elok dan seksi yang menyukai menggunakan baju-baju terbuka jika di dalam rumah. Ini kali saya akan katakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya saat suaminya sedang pekerjaan dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, saya memicu motorku ke rumah tante Ninik. Sesudah perjalanan 15 menit, saya sampai di tempat tinggalnya. Langsung saya parkir motor di teras rumah. Kelihatannya Awal dan Fifi belum juga pergi sekolah, begitupun tante Ninik belum pergi kerja.
“Met pagi semua” saya katakan panggilan sebagaimana umumnya.
“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut mukanya, tentu baru bangun ya?” Fifi membalasnya sapaanku.
“Iya nih kesiangan” saya jawab sekenanya sekalian masuk ke dalam ruangan keluarga.
“Fir, kamu antara Awal dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada pada tempat umumnya tuch.” Dari dapur tante memerintah saya.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Mari duet cewek paling manja sedunia.” celetukanku sekalian masuk ke dalam mobil. Iya lho, Awal dan Fifi memang cewek yang manja, jika pergi selalu meminta diantarkan.
“Daag Mas Firman, kelak pulangnya dijemput ya.” Lantas Awal lenyap dibalik pagar sekolahan.
Usai telah pekerjaanku mengantarkan untuk ini hari. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.
Sesudah parkir mobil saya segera ke arah meja makan, lantas ambil jatah tukang dan menyantapnya. Tante Ninik masih mandi, kedengar suara siraman air cukup keras. Lantas sunyi cukup lama, sesudah kurang lebih lima menit tidak ada gemericik air saya mulai berprasangka buruk dan saya stop makanku. Sesudah menyimpan piring di dapur. Saya ke arah pintu kamar mandi, targetku ialah lubang kunci yang tidak ada kuncinya. Saya matikan lampu ruangan tempatku berdiri, lantas saya mulai dekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpajang panorama alam yang sangat indah, badan mulus dan putih tante Ninik tidak ada satu helai benang yang tutupi kelihatan cukup mengkilap karena dampak sinar yang berkenaan air di kulitnya. Rupanya tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya secara halus digosok-gosokkan ke vaginanya. Dan tangan kiri mengelus-elus payudaranya berganti-gantian kanan dan kiri.
Kedengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kusaksikan tanteku melentingkan badannya ke belakang, sekalian tangan kanannya makin kuat ditancapkan ke vagina. Ternyata tante Ninik ini telah capai orgasmenya. Lantas ia kembali dan mengguyurikan air ke badannya. Saya segera pergi ke ruangan keluarga dan menghidupkan tv. Saya tolak beberapa pikiran porno di otakku, tetapi tidak dapat. Badan molek tante Ninik, membuatku terpikat. Saya menjadi memikirkan tante Ninik terkait tubuh denganku.
“Lho Fir, kamu kembali apa tuch kok tanganmu ditempatkan celana begitu. Hayo kamu kembali membayangkan siapa? Kelak saya katakan ke ibu kamu lho.” Mendadak suara tante Ninik mencengangkan saya.
“Kamu ini pagi-pagi demikian. Mbok ya malam nanti saja, kan sedap ada rivalnya.” Celetukan tante Ninik sekalian masuk kamar.
Saya cukup terkejut ia bicara semacam itu. Tetapi saya memandang itu hanya sekadar guyonan. Sesudah tante Ninik pergi kerja, saya sendiri di tempat tinggalnya yang sepi ini. Karena masih mengantuk saya mengganti celanaku dengan sarung lantas masuk kamar tante dan secara langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Saya terjaga dan kaget, karena tante Ninik telah tiduran di sebelahku sekalian tangannya menggenggam Mr. P di luar sarung.
“Aduh, maafkan tante ya. Tante membuat kamu terjaga.” Kata tante sekalian dengan perlahan melepas pegangannya yang sudah membuat Mr. P menegang 90%.
“Tante meminta izin ke atasan tidak untuk masuk ini hari dan esok, dengan argumen sakit. Sesudah mengambil obat dari apotek, tante pulang.” Demikian argumen tante saat saya bertanya mengapa ia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante saksikan kamu kembali tidur di atas kasur tante, dan sarung kamu terkuak hingga celana dalam kamu kelihatan. Tante menjadi terangsang dan ingin pegang punyai kamu. Hmm, gedhe ya Mr. P mu” Tante terus nyerocos untuk menerangkan sikapnya.
“Biarlah tante, tidak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok jika tante barusan pagi masturbasi di dalam kamar mandi” celetukanku sekenanya.
“Lho, menjadi kamu..” Tante terkejut dengan mimik 1/2 geram.
“Iya, barusan Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante tidak geram kan?” cukup takut saya jika ia geram.
Tante diam saja dan situasi menjadi sunyi sepanjang kurang lebih 10 menit. Kelihatannya ada pergolakan di hati tante. Lantas tante bangun dan buka almari baju, dengan mendadak ia melepaskan blaser dan mengurai rambutnya. Di ikuti dengan lepasnya pakaian tipis putih, hingga saat ini terpajang badan tante yang topeles sedang membelakangiku. Saya masih tetap terdiam pada tempat tidur, sekalian menggenggam benjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam lepas, lantas tante kembali menghadap saya. Saya menjadi salah kelakuan.
“Saya tahu kamu telah lama ingin sentuh ini..” secara halus tante berbicara sekalian menggenggam ke-2 bukit kembarnya.
“Emm.., tidak kok tante. Maafkan Firman ya.” Saya makin salah kelakuan.
“Lho kok menjadi munafik begitu, semenjak kapan?” bertanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Tujuan Firman, tidak salahkan jika Firman ingin pegang ini..!” Sekalian saya ambil pundak tante ke arah tempat tidur, hingga tante jatuh di atas badanku.
Langsung saya kecup payudaranya berganti-gantian kanan dan kiri.
“Eh, nakal kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek-rengek perlahan-lahan.
“Hmm..shh” tante makin keras mendesah saat tanganku mulai meraba-raba kakinya dari lutut ke arah selangkangannya.
Rok sebagai penghambat, secara pesatnya saya membuka dan saat ini tinggal CD yang tutupi gundukan lembab. Saat ini posisi kami kembali, saya ada di atas badan tante Ninik. Tangan kiriku makin berani meraba-raba gundukan yang saya rasa makin lembab. Kecupan masih tetap kami kerjakan diimbangi rabaan setiap cm anggota badan. Hingga kemudian tangan tante masuk ke dalam antara celana dan stop di benjolan yang keras.
“Hmm, bisa nih. Kelihatannya lebih besar dibanding punyanya om kamu dech.” tante kagum pada Mr. P yang tidak pernah dilihatnya.
“Ya telah dibuka saja tante.” pintaku.
Lantas tante melepaskan celanaku, dan saat tinggal CD yang melekat, tante terbeliak dan tersenyum.
“Wah, ternyata tante punyai Mr. P yang lain lebih gedhe.” Edan tante Ninik ini, walau sebenarnya Mr. P-ku belum besar optimal karena terhambat CD.
Tindakan meremas dan menjilat terus kami kerjakan hingga kemudian tanpa saya ketahui, ada embusan napas diselangkanganku. Dan aktivitas tante berhenti. Ternyata ia telah sukses melepaskan CD ku, dan saat ini sedang terperanjat menyaksikan Mr. P yang berdiri dengan bebas dan memperlihatkan ukuran sebetulnya.
“Tante.. ngapain stop?” saya beranikan diri menanyakan ke tante, dan ternyata ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punyai kamu kok dapat begitu ya..?” cukup tergagap tante memberi respon pertanyaanku.
“Tidak panjang sekali, tetapi gemuknya itu lho.. membuat tante bergidik” sekalian tersenyum ia ngoceh kembali.
Tante tetap terpana dengan Mr. P-ku yang memiliki panjang 14 cm berdiameter 4 cm.
“Emangnya punyai om tidak begini? ya telah tante bisa ngelakuin apa saja sama Mr. P ku.” Saya ingin supaya tante mengawali ini secepat-cepatnya.
“Hmm, iya dech.” Lantas tante mulai menjilat ujung Mr. P.
Ada kesan sedap dan nikmat saat lidah tante mulai berlaga turun naik dari ujung sampai pangkal Mr. P
Itil V3
“Ahh.. sedap tante, terusin hh.” saya mulai meracau.
Lantas saya ambil kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman kembali dengan garangnya. Lebih garang dari kecupan yang pertama barusan. Tanganku berlaga , ini kali berusaha untuk melepaskan CD tante Ninik. Pada akhirnya sekalian menggigit-gigit kecil puting susunya, saya sukses melepaskan penutup salah satu tersebut. Mendadak, tante mengubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Hingga terpajang terang vaginanya yang tertutup pertemuan dengan rambut yang dipotong rapi berwujud segitiga.
“Mari Fir, giliran kamu bisa lakukan apa pada ini.” Sekalian tangan tante menyeka vaginanya.
“OK tante” saya segera menyetujui dan memulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh perlahan saat saya sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. sedap Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai bicara tidak teratur.
Makin dalam lidahku mencari lubang vagina tante. Semakain kacau-balau juga perkataan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr saya ingin keluar.” tante mengeluh dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sekalian badannya dilentingkan ke kebelakang.
Ternyata tante telah capai pucuk. Saya terus mengisap dengan kuat vaginanya, dan tante tetap bergelut dengan hati nikmatnya.
“Hmm..kamu pandai Fir. Tidak rugi tante punyai sepupu seperti kamu. Kamu dapat menjadi pemuas tante nih, jika om kamu kembali luar kota. Ingin kan?” dengan manja tante merengkuh badanku.
“Ehh, bagaimana ya tante..” saya ngomgong sekalian melihat ke Mr. P ku sendiri.
“Oh ya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar jika Mr. P ku tetap berdiri yang tegak dan belum senang.
Digenggamnya Mr. P ku sekalian bibirnya mengecup dada dan perutku. Lantas secara halus tante mulai mengocak Mr. P. Sesudah kurang lebih 15 menit tante stop mengocak.
“Fir, kok kamu belum keluar . Wah selainnya besar rupanya kuat ya.” tante bingung karena tidak ada pertanda ingin keluar suatu hal dari Mr.Pku.
Tante berubah dan telentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Saya responsif dalam bahasa badan tante Ninik, lantas turun dari tempat tidur. Saya jilati ke-2 segi dalam pahanya yang putih mulus. Berganti-gantian kiri-kanan, hingga kemudian dipangkal paha. Dengan mendadak saya lelepkan kepalaku di vaginanya dan memulai mengisap. Tante menggeliat tidak teratur, kepalanya mengarah ke kanan dan kiri meredam rasa nikmat yang saya beri. Sesudah vagina tante basah, tante memperlebar ke-2 pahanya. Saya berdiri sekalian menggenggam ke-2 pahanya. Saya gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya di atas ke bawah dengan perlahan. PErlakuanku ini membuat tante makin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, saya ingin masukkan Mr. P” saya berikan teguran ke tante.
“Cepatan Fir, mari.. tante sudah tidak tahan nih.” tante langsung meminta supaya saya segera masukkan Mr. P.
Dengan perlahan saya dorong Mr. P ke dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai diapit bibir vaginanya. Lantas perlahan-lahan saya dorong kembali sampai setengah Mr. P saat ini telah tertanam di vaginanya. Saya stop aktivitasku ini untuk nikmati event yang begitu enak. Pembaca coba kerjakan ini dan merasai kesannya. Tentu Anda dan pasangan akan rasakan sebuah kepuasan yang baru.
“Fir, kok rasanya nikmat sekali.. kamu pandai ahh.. shh” tante bicara sekalian merasa kenikmatan.
“Ahh.. shh mm, tante ini langkah Firman supaya tante merasa sedap” Saya membalasnya perkataan tante.
Lantas dengan hentakan halus saya menggerakkan semua tersisa Mr. P ke vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sesaat tidak ada pergerakan, tapi tante ternyata tidak tahan. Perlahan-lahan dan makin kuat ia menggoyahkan pinggul dan bokongnya dengan pergerakan putar. Saya menyeimbanginya dengan sikatan di depan. Vagina tante Ninik ini tetap kuat, di saat saya menarik Mr. P bibir vaginanya turut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara bentrokan pahaku dengan paha tante Ninik makin menambahkan rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami lakukan style itu, lantas mendadak tante mengeluh keras “Ahh.. Fir tante nyampai kembali” Baca : Cerita Seks Riil Mujurnya Tukang Isi Kembali Air
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, ini kali badannya bergerak di depan dan merengkuh badanku. Saya kecup ke-2 payudaranya. dengan Mr. P tetap menancap dan diapit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami meneruskan tindakan. Lima belas menit selanjutnya saya mulai rasakan ada tekanan panas di Mr. P.
“Tante, saya ingin keluar nih, di mana?” saya menanyakan ke tante.
“Dalam saja Fir, tante ingin kembali nih” sahut tante sekalian badannya digerakkan turun naik.
Posisi vaginanya yang rapat dan kecupan-ciumannya pada akhirnya pertahananku mulai jebol.
“Arghh.. tante saya nyampai”.
“Saya Fir.. ahh” tante meracau.
Saya terus semprot cairan hangat ke vagina tante. sesudah delapan semburan tante dan saya bergulingan di atas kasur. Sekalian berangkulan kami berciuman dengan mesra.
“Fir, kamu luar biasa.” puji tante Ninik.
“Tante , vagina tante rapet sekali” saya balas menyanjungnya.
“Fir, kamu ingin kan nemani tante sepanjang om pergi” pinta tante.
“Ingin tante, tetapi apa tante tidak takut hamil kembali jika saya selalu keluarkan dalam?” saya kembali menanyakan.
“Tidak apapun Fir, tante masih turut KB. Jangan khawatir ya sayang” Tante membalasnya sekalian tangannya mengelus dadaku.
Pada akhirnya kami berpagutan satu kali lagi dan berangkulan kuat sekali. Rasanya seperti tidak ingin melepaskan hati nikmat yang baru saja kami capai. Lantas kami mandi bersama, dan sebelumnya sempat melakukan satu kali lagi di dalam kamar mandi.